You are here
Lalulintas 

Persetruan antara Gojek vs Taksi di Solo

SOLO, (L/N) – Musyawarah di Balai kota Solo dilakukan dengan mendatangkan pihak Taksi, Becak dan Gojek Solo Rabu 15/3/17.

Lantas, apakah alasan tersebut dapat dijadikan sebagai alasan yang tepat untuk melakukan tindak kekerasan terhadap sopir Gojek? 

”Tentu saja tidak”

Dilansir oleh Liputannasional para Taksi yang tergabung dalam Persatuan Taksi Solo ini berunjuk rasa di balai kota Surakarta.

Tuntutan mereka dalam demonstrasi kali ini hanyalah satu, yaitu penghapusan ojek berbasis aplikasi yang sedang populer belakangan ini.

Para Taksi pangkalan tersebut menyatakan bahwa gara-gara ojek berbasis aplikasi, penghasilan mereka menurun hingga mencapai 10 ribu rupiah saja per harinya. Selain itu, ada kesaksian lain soal menjadi Taksi yang cukup mengagetkan. 

Yang pertama, konsumen tidak harus berjalan ke pangkalan Taksi untuk pergi ke suatu tempat karena tukang Taksi atau Becak yang akan mendatangi konsumen.

Lalu tarifnya yang jauh lebih murah dari Taksi pangkalan adalah faktor utama yang menjadikan Gojek berbasis aplikasi ini sangat diminati warga. Selain itu faktor lain seperti kenyamanan berkendara para pengguna Gojek juga adalah alasan lain kenapa banyak warga masyarakat yang menggunakan Gojek.

Namun, seperti kucing yang ikannya direbut, Taksi hanya memikirkan perut sendiri tanpa adanya keinginan untuk meningkatkan pelayanan dari jasa yang mereka tawarkan pada para pengguna Taksi dan lebih memilih untuk cari ribut dengan pihak Gojek menggunakan jalan kekerasan.

Terus terang saja, seandainya konflik ini berakhir dengan pembubaran Gojek khususnya di kota Solo, pasti banyak warga masyarakat yang sudah menjadi pelanggan gojek kecewa.

Related posts

Leave a Comment